Minggu, 03 Mei 2015

karangan ilmiah dan non ilmiah


1.1.Karangan Ilmiah
A. Definisi dan macam-macam karangan ilmiah
Pengertian Karya Ilmiah
“Karangan ilmiah merupakan suatu karangan atau tulisan yang diperoleh sesuai dengan sifat keilmuannya dan didasari oleh hasil pengamatan, peninjauan, penelitian dalam bidang tertentu, disusun menurut metode tertentu dengan sistematika penulisan yang bersantun bahasa dan isisnya dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya/ keilmiahannya.”—Eko Susilo, M. 1995:11
Bentuk Karya Ilmiah   :
Dalam karya ilmiah dikenal antara lain berbentuk makalah, report atau laporan ilmiah yang dibukukan, dan buku ilmiah.
1. Karya Ilmiah Berbentuk Makalah
Makalah pada umumnya disusun untuk penulisan didalam publikasi ilmiah, misalnya jurnal ilmu pengetahuan, proceeding untuk seminar bulletin, atau majalah ilmu pengetahuan dan sebagainya. Maka ciri pokok makalah adalah singkat, hanya pokok-pokok saja dan tanpa daftar isi.
2. Karya Ilmiah Berbentuk Report/ Laporan Ilmiah Yang Dibukukan
Karya ilmiah jenis ini biasanya ditulis untuk melaporkan hasil-hasil penelitian, observasi, atau survey yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok orang. Laporan ilmiah yang menjadi persyaratan akademis di perguruan tinggi biasanya disebut Skripsi, yang biasanya dijadikan persyaratan untuk karya ilmiah jenjang S1, Tesis untuk jenjang S2, dan Disertasi untuk jenjang S3.
3. Buku Ilmiah
Buku ilmiah adalah karya ilmiah yang tersusun dan tercetak dalam bentuk buku oleh sebuah penerbit buku umum untuk dijual secara komersial di pasaran. Buku ilmiah dapat berisi pelajaran khusus sampai ilmu pengetahuan umum yang lain.
B. Perbedaan Sripsi,Tesis dan Disertasi
1. Skripsi; adalah karya tulis (ilmiah) mahasiswa untuk melengkapi syarat mendapatkan gelar sarjana (S1). Skripsi ditulis berdasarkan pendapat (teori) orang lain. Pendapat tersebut didukung data dan fakta empiris-obyektif, baik berdasarkan penelitian langsung, observasi lapangan / penelitian di laboratorium, ataupun studi kepustakaan. Skripsi menuntut kecermatan metodologis hingga menggaransi ke arah sumbangan material berupa penemuan baru.
2. Tesis; adalah jenis karya tulis dari hasil studi sistematis atas masalah. Tesis mengandung metode pengumpulan, analisis dan pengolahan data, dan menyajikan kesimpulan serta mengajukan rekomendasi. Orisinalitas tesis harus nampak, yaitu dengan menunjukkan pemikiran yang bebas dan kritis. Penulisannya baku dan tesis dipertahankan dalam sidang. Tesis juga bersifat argumentative dan dihasilkan dari suatu proses penelitian yang memiliki bobot orisinalitas tertentu.
3. Disertasi; adalah karya tulis ilmiah resmi akhir seorang mahasiswa dalam menyelesaikan program S3 ilmu pendidikan. Disertasi merupakan bukti kemampuan yang bersangkutan dalam melakukan penelitian yang berhubungan dengan penemuan baru dalam salah satu disiplin ilmu pendidikan.
C.Karangan Ilmiah Populer
Karangan Semi Ilmiah (Populer)
Karya tulis semi ilmiah merupakan sebuah penulisan yang menyajikan fakta dan fiksi dalam satu tulisan yang ditulis dengan bahasa konkret dan formal, kata-katanya teknis dan didukung dengan fakta umum yang dapat dibuktikan kebenarannya. Karya tulis ini juga merupakan sebuah penulisan yang menyajikan fakta dan fiksi dalam satu tulisan dan penulisannya tidak semiformal tetapi tidak sepenuhnya mengikuti metode ilmiah yang sintesis-analitis karena sering dimasukkan dalam kary tulis ini. Karya tulis semi ilmiah biasanya digunakan dalam komik, anekdot, dongeng, hikayat, novel, roman dan cerpen.
D. Jurnal Ilmiah 
Majalah publikasi yang memuat KTI (Karya Tulis Ilmiah) yang secara nyata mengandung data dan informasi yang mengajukan iptek dan ditulis sesuai dengan kaidah-kaidah penulisan ilmiah serta diterbitkan secara berkala. (Hakim, 2012).

2.2. Menulis Laporan Ilmiah
  1. Konsep, jenis, dan ciri-ciri laporan ilmiah
Ada beberapa hal yang mendasari dalam pembuatan laporan ilmiah diantaranya:
–      Kegiatan menulis laporan ilmiah merupakan kegiatan utama terakhir dari suatu kegiatan ilmiah.
–      Laporan ilmiah mengemukakan permasalahan yang ditulis secara benar, jelas, terperinci, dan ringkas.
–      Laporan ilmiah merupakan media yang baik untuk berkomunikasi di lingkungan akademisi atau sesama ilmuwan.
–      Laporan ilmiah merupakan suatu dokumen tentang kegiatan ilmiah dalam memecahkan masalah secara jujur, jelas, dan tepat tentang prosedur, alat, hasil temuan, serta implikasinya.
–      Laporan ilmiah dapat digunakan sebagai acuan bagi ilmuwan lain sehingga syarat-syarat tulisan ilmiah berlaku juga untuk laporan.
Dari beberapa sumber yang ada, terdapat 3(tiga) jenis laporan ilmiah yaitu sebagai berikut:
–      Laporan lengkap (Monograf)
Menjelaskan proses penelitian secara menyeluruh. Teknik penyajian sesuai dengan aturan (kesepakatan) golongan profesi dalam bidang ilmu yang bersangkutan. Menjelaskan hal-hal yang sebenarnya yang terjadi pada setiap tingkat analisis. Menjelaskan juga kegagalan yang dialami,di samping keberhasilan yang dicapai. Organisasi laporan harus disusun secara sistamatis (misalnya :judul bab,subbab dan seterusnya,haruslah padat dan jelas).
–      Artikel ilmiah
Artikel ilmiah biasanya merupakan perasan dari laporan lengkap. Isi artikel ilmiah harus difokuskan kepada masalah penelitian tunggal yang obyektif. Artikel ilmiah merupakan pemantapan informasi tentang materi-materi yang terdapat dalam laporan lengkap.
–      Laporan ringkas
Laporan ringkas adalah penulisan kembali isi laporan atau artikel dalam bentuk yang lebih mudah dimengerti dengan bahasa yang tidak terlalu teknis (untuk konsumsi masyarakat umum).
Adapun ciri-ciri laporan yang baik antara lain:
–      Penggunaan bahasa yang ilmiah (baku).
–      Dalam penulisan laporan hanya menerima tulisan dengan jenis perintah bukan tanya.
–      Laporan disertakan dengan identifikasi masalah
–      Data yang lengkap sebagai pendukung laporan
–      Adanya kesimpulan dan saran
–      Laporan dibuat menarik dan juga interaktif
2. Unsur-unsur kerangka laporan
Kerangka Laporan ilmiah umumnya terdiri dari 3 atau 4 bagian yang disusun dari atas kebawah sebagai berikut:
–      Judul laporan terdiri terutama subjek, atau didahului dengan ‘ Laporan tentang’ , ‘Laporan Kemajuan tentang’, ’Laporan Tahunan tentang’, ’Penelitian tentang’ dan sebagainya. Judul laporan berbeda dari judul buku.
–      Nama dan identitas penerima laporan Unsur ini tidak selalu ditulis. Jika ditulis, maka sebelumnya didahului dengan kata-kata ‘Diserahkan kepada’. Jika penerima laporan memiliki kedudukan resmi, tulislah kedudukan itu. Dan Nama dan identitas penulis Sebelum nama penulis biasanya didahului dengan perkataan ‘Oleh’ dan diikuti oleh gelar.
–      Tempat dan tanggal dibagian bawah halaman ditulis tempat dan tanggal dalam 2 baris terpisah.
3. Persyaratan bagi pembuat laporan ilmiah
–      Memiliki pengetahuan tangan pertama tentang hal yang dilaporkan. Sering kali pengetahuan tangan pertama itu perlu dilengkapi dengan pengetahuan dan pengalaman orang lain.
–      Memiliki sifat tekun dan teliti. Laporan yang baik tidak meninggalkan pertanyaan tak terjawab bagi pembacanya. Semua kesimpulan yang dapat ditarik dan pernyataan-pernyataan umum harus dibuat secara tepat.
–      Bersifat objektif. Pernyataan yang dibuat harus menurut kenyataan; kesimpulan dan rekomendasi dibenarkan oleh kenyataan, walaupun konklusi dan rekomendasi itu berlawanan dengan yang diharapkan, bahkan dapat berakibat merugikan bagi dirinya sendiri.
–      Kemampuan untuk menganalisis dan menyamaratakan. Laporan itu adalah sebuah analisis. Pembuat laporan membagi-bagi subjek, memperlihatkan bagian-bagian yang berbeda, dan menunjukkan kaitannya satu dengan yang lain.
4. Manfaat penyusunan laporan ilmiah
–      Dasar penentuan kebijakan dan pengarahan pimpinan
–      Bahan penyusunan rencana kegiatan berikutnya
–      Mengetahui perkembangan dan proses peningkatan kegiatan
–      Data sejarah perkembangan satuan yang bersangkutan dan lain-lain.
3.3 Format makalah ilmiah
Skripsi, paper/makalah, laporan penelitian, dan lain sebagainya, memiliki format penulisan tertentu untuk bisa disebut sebagai sebuah karya ilmiah. Uraian di bawah ini membahas format penulisan karya ilmiah berupa skripsi pada Program S-1 Pemerintahan Integratif. Namun beberapa poin penting dalam format penulisan dimaksud bisa dipakai sebagai acuan dalam penulisan karya ilmiah selain skripsi, seperti paper/makalah, artikel dalam jurnal ilmiah, dan lain sebagainya.
A. Bahan dan Ukuran Kertas
Bahan dan ukuran kertas yang dipakai dalam sebuah karya ilmiah adalah sebagai berikut:
1.     Ukuran kertas: A4 (21 x 29,7 cm).
2.     Jenis kertas: HVS 80 gram.
3.     Kertas doorslag berwarna (sesuai dengan warna yang telah ditentukan) dengan lambang Universitas Mulawarman sebagai pembatas.
B. Pengetikan
Ketentuan-ketentuan dalam pengetikan sebuah karya ilmiah dirinci sebagai berikut:



1.     Menggunakan software pengolah kata dengan flatform Windows, seperti MS Word, Excel, dan lain-lain.
2.     Jenis huruf yang digunakan adalah Times New Roman dengan ukuran 12 kecuali untuk:
o    Halaman judul sampul/luar (hard cover) dan halaman judul dalam (soft cover), yang menggunakan huruf tegak (kecuali istilah asing) dan dicetak tebal (bold) dengan ukuran font mulai 12 sampai 16 (disesuaikan dengan panjang judul, lihat Lampiran).
o    Catatan kaki (footnotes), yang menggunakan font ukuran 10.
o    Huruf tebal (bold) digunakan untuk judul dan sub-judul (sub-bab, sub sub-bab), memberi penekanan, pembedaan, dan sejenisnya.
o    Huruf miring (italic) digunakan untuk istilah dalam bahasa asing atau bahasa daerah, memberi penekanan, pembedaan (termasuk pembedaan sub-judul yang hirarkhinya tidak setingkat), dan sejenisnya. Judul sub sub-sub-bab dibuat dengan mengkombinasikan huruf miring dan huruf tebal (italic-bold atau bold-italic). Judul sub sub-sub-sub-bab dan seterusnya dibuat dengan huruf miring biasa

Batas tepi (margin):
a.   Tepi atas     : 4 cm
b.  Tepi bawah : 3 cm
c.   Tepi kiri     : 4 cm
d.  Tepi kanan : 3 cm

1.     Sela ketukan (indensi) selebar 1 cm. Indensi Tab dipakai pada baris pertama alinea baru. Indensi gantung digunakan untuk daftar pustaka.

Spasi bagian awal, bagian isi, dan bagian akhir:
a.   Bagian awal dari karya ilmiah termasuk di dalamnya adalah halaman judul, halaman pengesahan, halaman pernyataan, abstrak, riwayat hidup, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar
dan daftar lampiran. Spasi yang digunakan adalah:


1)        Pernyataan ditulis dengan spasi tunggal (lihat Lampiran).
2)        Riwayat Hidup dan Kata Pengantar ditulis dengan spasi ganda.
3)        Abstrak, antara 150-250 kata (dalam satu halaman) ditulis dengan menggunakan spasi tunggal
4)        Daftar Isi, Daftar Tabel, Daftar Gambar, Daftar Lampiran disusun dengan menggunakan spasi tunggal (lihat Lampiran).
5)        Lainnya, lihat Lampiran.

b.   Bagian isi karya ilmiah meliputi Bab I sampai BAB V, disusun
dengan menggunakan spasi ganda.

c.   Bagian akhir karya ilmiah terdiri dari Daftar Pustaka, yang daftar referensinya memakai spasi tunggal dan indensi gantung (jarak antar referensi dengan spasi ganda), dan Lampiran yang ditulis dengan spasi tunggal atau disesuaikan dengan bentuk/jenis lampiran.

6. Judul karya ilmiah, bab, sub bab, dan lain sebagainya:
a.      Judul karya ilmiah dan bab, diketik dengan huruf besar/kapital, dicetak tebal, tanpa singkatan (kecuali yang berlaku umum seperti PT., CV.), posisinya di tengah halaman, dan tanpa diakhiri tanda titik. Perkecualiannya adalah judul pada halaman Persetujuan Seminar dan Pengesahan Skripsi (dengan huruf biasa, dicetak tebal).

b.      Judul sub-bab diketik sejajar dengan batas tepi (margin) sebelah kiri dengan menggunakan huruf A, B, C, dan seterusnya. Huruf pertama setiap kata dimulai dengan huruf besar (Title Case)
kecuali kata penghubung dan kata depan, tanpa diakhiri titik. Judul sub-bab dicetak dengan huruf tebal (bold).

c.      Judul sub sub-bab dimulai dengan angka 1, 2, 3 dan seterusnya. Huruf pertama setiap kata dimulai dengan huruf besar (Title Case) kecuali kata penghubung dan kata depan, tanpa diakhiri titik.
Judul sub sub-bab dicetak dengan huruf tebal (bold).

Sumber :

Minggu, 26 April 2015

Negeri Para Robot

Negeri Para Robot

“…mereka tak punyai hati nurani sebab mereka semua robot”
Sudah kurang-lebih 8 jam lamanya kami berada di atas awan. Di dalam sebuah pesawat komersil milik perusahaan penerbangan negeri kami. Tujuan kami adalah negeri yang menurut guru-guru kami, serta dari sumber-sumber lain katakan: “Negeri yang dimuliakan Tuhan. Negeri yang diciptakan Tuhan dari material pembuat surga. Negeri yang dahulu menjadi induk peradaban dunia.” Entahlah. Kami merasa itu sangat berlebihan. Hanya sebuah khayalan belaka. Dan khayalan bagiku tak ubahnya seperti keyakinan yang semu, aneh, seperti bayangan diri di dalam air yang sampai mati pun takkan pernah bisa disentuh. Terlebih lagi kami belum tahu seperti apa negeri tersebut. Kami harus membuktikan nyanyian-nyanyian indah tentang negeri itu. Maka aku beserta temanku, Dorsin, memutuskan untuk menghabiskan liburan kami berplesir ke “Negeri yang dimuliakan Tuhan” tersebut.
Akhirnya setelah 12 jam perjalanan udara, kami tiba juga di negeri tersebut. Tapi aneh, semua orang disini bukan manusia, melainkan robot. Kami terheran-heran melihat sekeliling kami. Pakaian yang mereka kenakan sama seperti kami, manusia. Bentuk tubuhnya pun tak berbeda dengan kami. Mereka punya kepala, kedua belah mata, telinga, kedua tangan dan kaki dan kesemuanya nyaris tiada beda barang sedikit pun dengan manusia aslimya. Namun dari ujung kepala sampai ujung kaki mereka adalah besi baja. “Taksi tuan?” tiba-tiba seorang sopir taksi menawarkan jasa. Tak berbeda dengan yang lainnya, sopir taksi itu pun sebuah robot. Lalu kami pun memutuskan untuk menaiki taksi tersebut. “Tujuan kita kemana, tuan?” sopir taksi itu bertanya. “Antarkan kami ke hotel terdekat, pak.” jawab Dorsin.
Sesampainya di hotel, kami pun lantas memesan sebuah kamar. Lagi-lagi, penerima tamu hotel itu pun adalah robot. Begitu pula yang menginap disini pun kesemuanya robot. Hanya ada satu-dua saja yang bentuknya sama seperti kami, manusia. Kemudian diantarnya kami menuju kamar yang dipesan. Kamar nomor 226. Sebuah robot mengantar kami, membukakan pintu kamar, seraya berkata “Jika tuan-tuan butuh bantuan, jangan sungkan hubungi saya saja, ya. Di atas meja kecil samping sofa di pojok sana ada sebuah pesawat telephon. Tinggal tuan-tuan pijit tombol merah yang ada di pesawat telephon itu untuk meminta bantuan saya. Selamat beristirahat, tuan-tuan”.
Aku merebahkan diri di atas kasur melepas kelelehan. Tak habis pikirku membayangkan bagaimana sebuah negeri yang dijuluki “Negeri yang dimuliakan Tuhan” ternyata semua penduduknya robot. Lantas, bakal jadi seperti apa negeri ini kalau semuamya diolah tanpa campur tangan hati nurani?
“Kamu lapar, Sin?”
“Teramat sangat. Mari kita pesan makanan.”
Ada banyak menu makanan dan minuman disini. Ratusan bahkan ribuan menu dari hampir semua negara di dunia tersedia. Aku pun sampai-sampai tak sanggup membaca semua daftar menu yang tertulis di dalam sebuah monitor berukuran 21 inch yang letaknya tepat di atas lemari pendingin dan menempel pada dinding kamar. Dorsin lalu menghubungi pelayan yang tadi mengantar kami menuju kamar melalui telephon. Dia memutuskan untuk memesan Chiffon Mousse sementara aku berniat memesan menu makanan khas negeri ini. Namun betapa kagetnya aku mendengar pelayan itu berkata “Menu yang anda pesan tidak tersedia disini, tuan. Bahkan bukan hanya di hotel kami, di seluruh pelosok negeri pun sudah tidak dapat dijumpai lagi menu khas negeri kami. Menu-menu makanan tersebut dianggap kuno. Ketinggalan zaman, Tuan. Bagaimana dengan Borju Paprika’s? Itu menu andalan disini, tuan.”
Dengan terpaksa aku pun menerima tawaran menu dari pelayan tersebut.
30 menit berselang dan pesanan kami pun tiba. Kami menyilakan pelayan tersebut untuk masuk. Sebelum pelayan itu meminta diri untuk meninggalkan kamar, aku mencoba untuk bertanya “Mengapa di negeri ini semua penduduknya robot?”. Pelayan itu hanya tersenyum ramah. Kemudian berlalu tanpa sepatah kata pun keluar dari mulutnya. “Dasar robot..” geramku.
Hari-hari kami di negeri ini dihabiskan untuk berkeliling negeri. Melihat kondisi alam berserta kondisi masyarakatnya. Banyak bangunan-bangunan pencakar langit tinggi menjulang mencengkeram angkasa. Namun di suatu sudut negeri terlihat rumah-rumah berbadan triplek kayu berjejer di pinggiran sungai yang tidak bisa dikatakan bersih. Terkesan kotor. Sangat kotor. Seolah ingin muntah kami melihatnya. Kami meneruskan perjalanan menuju sebuah perkampungan. Anak-anak kecil berlarian kesana-kemari. Selokan-selokan pada mampet. Hitam pekat dan berbau sangat menyengat. Busuk. Benang-benang layangan banyak terlilit pada kabel-kabel listrik. Beberapa terlihat sedang bermain kartu. Di suatu sudut kampung sebuah robot tengah tengah sibuk dengan burung piaraannya.
Dari kejauhan kulihat seseorang tengah duduk di pelataran rumahnya. Aku seperti mengenal sosok tersebut. Kami pun mencoba mendekati. Dan benar saja dugaanku. Ialah pelayan hotel tempat kami menginap. “Eh, tuan-tuan. Sedang apa kiranya disini? Mari masuk. Kita minum teh.” ujarnya menyilakan kami masuk ke dalam rumahnya yang sangat kecil dan kumuh. Aneh, pikirku. Mana ada robot suka meminum teh. Robot hanyalah sebuah tumpukan besi yang memerlukan baterai untuk bergerak. Dan lagi, mengapa robot itu begitu ramah dan baik?
“Silakan duduk, tuan-tuan. Tak usah merasa sungkan. Anggap saja rumah sendiri. Tetapi, beribu maaf, tuan, beginilah adanya tempat tinggal saya. Tak punya cukup uang saya untuk membeli hunian yang lebih layak.”
“Kalau boleh saya tahu, ada apa gerangan tuan-tuan ke kampung ini?” tanyanya mencoba memulai obrolan.
“Kami hanya ingin jalan-jalan saja menikmati keindahan negeri ini saja. Banyak yang bilang negeri ini sangat indah, makanya kami penasaran ingin tahu kebenarannya” jawabku
“Tidak ada pemandangan indah yang bisa dinikmati di negeri kami ini, tuan. Semua hanya kepiluan semata. Robot tidak pernah mengerti arti keindahan. Robot hanya bertindak dan melakukan sesuatu sesuai keinginan penciptanya saja, tuan.”
“Memang siapa penciptanya?” tanyaku
“Ada, tuan. Di suatu tempat nan jauh beribu kilometer disana. “Negeri Pencipta” namanya. Para penduduknya menyebut negerinya adidaya. Negeri paling superior. Seluruh dunia diatur oleh negeri itu, tuan.” jawabnya getir
“Lalu, kenapa anda terlihat berbeda dengan robot-robot yang lain?” tanya Dorsin berkobar-kobar lantaran rasa penasaran.
“Begini, tuan. Saya memang diciptakan berbeda dari yang lain karena saya diberi hati oleh pencipta saya. Pencipta saya sangat sedih melihat kondisi negeri ini. Maka dibuatkanlah saya ini, tuan. Robot berhati. Raga saya memang robot, tapi jiwa saya adalah manusia. Sama seperti tuan-tuan”
“Mengapa hanya anda saja yang diberi hati oleh pencipta anda?” tanyaku bersungguh-sungguh.
“Tujuannya tak lain agar kelak dunia mengetahui bahwa di negeri ini ada robot yang mempunya jiwa manusia. Ada jiwa yang peduli arti penting kesadaran akan sesama makhluk hidup. Baik terhadap alam maupun terhadap masyarakat sekitar.”
Mataku berkaca-kaca mendengar ceritanya. Batinku teriris. Sedih dan haru bersatu padu memenuhi sendi-sendi batinku.
“Di negeri ini, tuan. Semua-muanya dikerjakan atas nama uang. Uang adalah Tuhan bagi penduduk negeri kami dan negeri pencipta kami, tuan.”
“Lihat saja betapa banyak bangunan-bangunan tinggi menjulang yang jumlahnya ribuan. Jalanan-jalanan besar dibuat sebagai akses untuk mempermudah distribusi barang dan jasa. Sekolah-sekolah tinggi didirikan. Hasil alam mereka keruk tanpa memikirkan akibat dari kerusakannya. Semuanya ditujukan tak lain hanya untuk kepentingan uang dan kekuasaan saja, tuan.”
“Dan akibatnya, tuan…” kata-katanya terputus oleh isak tangisnya. Dari sorot matanya aku melihat keharuan yang mendalam. Dia usap airmatanya dengan sapu tangan usang miliknya, lalu meneruskan “Akibatnya, tuan, bencana alam datang silih berganti. Banjir dan tanah longsong menjadi tamu tetap kami. Itu belum seberapa parah, tuan. Yang lebih parah lagi adalah tidak adanya kepedulian akan sesama. Penduduk negeri kami tak pernah peduli bagaimana nasib sekelilingnya. Yang kaya tetaplah menjadi kaya, dan yang miskin hanya menjadi objek pencitraan para pejabat negeri ini, korban bencana pun hanya dijadikan ladang uang para pemburu berita, tuan.”
Seketika itu hatiku menangis. Kulihat Dorsin bercucuran air mata. Jiwanya bergetar hebat. Tatapannya kosong, namun batinnya berteriak-teriak dan suaranya meluncur deras menembus cakrawala. Kedua tangannya terkepal. Ada kemarahan luar biasa yang tersimpan dibalik gerak tubuhnya.
“Apabila tuan-tuan bertanya-tanya mengapa saya tidak bekerja sebagaimana biasanya, tak lain karena pemilik hotel mengetahui bahwa saya punya hati. Dan robot yang mempunyai hati berarti berbahaya. Dan akhirnya saya pun dipecat tanpa pesangon.”
“Mereka tak punyai hati sebab mereka semua robot.”
Keesokan harinya kami memutuskan untuk kembali pulang ke negeri kami. Kembali perjalanan udara yang menjemukan selama 12 jam pun terpaksa harus kami nikmati lagi. Selama perjalanan, lamunanku terus tertuju pada negeri dan pelayan hotel tersebut. Suatu negeri yang dimuliakan Tuhan dengan hasil alam yang melimpah-ruah, namun semua itu tidak mampu membangun negeri tersebut menjadi negeri yang makmur dan maju. Hasil alam negeri hanya bisa dinikmati oleh para penciptanya dan para pejabat tinggi serta oleh para pengusaha negeri itu. Semua kekayaan alam hanya menjadi sumber malapetaka semata bagi penduduknya yang tidak bisa menikmati kemewahan alam. Karena robot memang tidak mempunya hati. Tidak bisa mengolah segala sesuatu menggunakan nurani. Dan segala yang diperbuat oleh robot sejatinya dikendalikan oleh penciptanya.
Belakangan kami mengetahui informasi dari berbagai media massa bahwa hampir sebagian besar penduduk Negeri Pencipta yang mulanya manusia, lama kelamaan berubah menjadi robot…
Sekian


Rabu, 25 Maret 2015

Tugas 2 softskill Bahasa Indonesia 2

11.   Karangan Ilmiah dan Non Ilmiah
A, Pengertian, Macam, Sifat, dan Bentuk Karangan
Menurut Brotowidjoyo, karangan ilmiah adalah karangan ilmu pengetahuanyang menyajikan fakta dan ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan benar. Karya ilmiah dapat juga berarti tulisan yang didasari oleh hasil pengamatan, peninjauan, penelitian dalam bidang tertentu, disusun menurut metode tertentu dengan sistematika penulisan yang bersantun bahasa dan isinya dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya/ keilmiahannya (Susilo, M. Eko, 1995:11).
Karangan Ilmiah atau yang sering disebut karya ilmiah adalah karangan yang dibuat berdasarkan cara yang sistematis dan memiliki ciri-ciri tertentu. Demikian juga karangan non ilmiah memiliki ciri khasnya tersendiri. Lalu bagaimana membedakan satu sama lainnya, di dalam tulisan ini akan dijelaskan bagaimana membedakan antara semua jenis karangan tersebut.

Sifat karangan
– Manusiawi       : Ungkapan pemikiran manusia dengan tulisan yang hanya di miliki oleh manusia tersebut.
– Pribadi         : Di saat proses menulis karangan tersebut hanya bias dilakukan oleh satu orang dan hasil dari penulisan karangan tersebut adalah cerminan kepribadian satu orang.
Karangan ilmiah adalah suatu tulisan yang didalamnya membahas suatu masalah yang dilakukan berdasarkan penyedikan, pengamatan, pengumpulan data yang dapat dari suatu penelitian,baik penelitian lapangan, tes labolatorium ataupun kajian pustaka dan dalam memaparkan dan menganalisis datanya harus berdasarkan pemikiran ilmiah,yang dikatakan dengan pemikiran ilmiah disini adalah pemikiran yang logis dan empiris.
Karangan nonilmiah adalah karangan yang menyajikan fakta pribadi tentang pengetahuan dan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari.
Karya ilmiah populer merupakan karya ilmiah yang bentuk, isi, dan bahasanya menggunakan kaidah-kaidah keilmuan, serta disajikan dalam bahasa yang santai dan mudah dipahami oleh masyarakat awam.

1.     Ciri-ciri Karangan Ilmiah

a. Sistematis, artinya mengikuti pola pengembangan tertentu, misalnya pola urutan, klasifikasi, kausalitas, dan sebagainya;
b. objektif, artinya pembahasan suatu hasil penelitian  sesuai dengan yang diteliti.;
c. cermat, tepat, dan benar;
d. tidak persuasif;
e. tidak argumentatif;
f.  tidak emotif;
g.  netral, artinya tidak mengejar keuntungan sendiri atau pihak tertentu;
h.  tidak melebih-lebihkan sesuatu

2.   Ciri-ciri Karangan Non Ilmiah

a. ditulis berdasarkan fakta pribadi,
b. fakta yang disimpulkan subyektif,
c. gaya bahasa konotatif dan populer,
d. tidak memuat hipotesis,
e. penyajian dibarengi dengan sejarah,
f. bersifat imajinatif,
g. situasi didramatisir, dan
h. bersifat persuasif.

3.    Ciri-ciri Karangan Ilmiah Populer

a.    Sasaranya masyrakat umum atau awam
b.    Kata – katanya sederhana ,mudah didentifikasi dan dipahami
c.    Tidak memuat hiptesis
d.    Isi dan judul harus informative dan mudah di tangkap maksudnya
e.    Karangan ilmiah populer disusun seperti kerucut terbalik
f.     Menggunakan bahasa yang komunikatif.

2Metode Ilmiah
a.     Pengertian Metode Ilmiah
Metode ilmiah atau proses ilmiah (bahasa Inggrisscientific method) merupakan proses keilmuan untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti fisis. Ilmuwan melakukan pengamatan serta membentuk hipotesis dalam usahanya untuk menjelaskan fenomena alamPrediksi yang dibuat berdasarkan hipotesis tersebut diuji dengan melakukan eksperimen. Jika suatu hipotesis lolos uji berkali-kali, hipotesis tersebut dapat menjadi suatu teori ilmiah.
b.     Tujuan Penulisan Metode Ilmiah
1. Untuk meningkatkan keterampilan, baik dalam menulis, menyusun, mengambil kesimpulan maupun dalam menerapkan prinsip-prinsip yang ada.
2. Untuk mengorganisasikan fakta
3. Merupakan suatu pengejaran terhadap kebenaran yang diatur oleh pertimbangan-pertimbangan logis.
4. Untuk mencari ilmu pengetahuan yang dimulai dari penentuan masalah, pengumpulan data yang relevan, analisis data dan interpretasi temuan, diakhiri dengan penarikan kesimpulan.
5. Mendapatkan pengetahuan ilmiah (yang rasional, yang teruji) sehingga merupakan pengetahuan yang dapat diandalkan.
c.     Sikap Ilmiah
Sikap ilmiah adalah sikap yang seharusnya dimiliki oleh seorang peneliti, untuk dapat melalui proses penelitian yang baik dan hasil yang baik pula.
 Sikap-sikap ilmiah meliputi:

a. Obyektif terhadap fakta. Obyektif artinya menyatakan segala sesuatu tidak dicampuri oleh perasaan senang atau tidak senang.
Contoh: Seorang peneliti menemukan bukti pengukuran volume benda 0,0034 m3, maka ia harus mengatakan juga 0,0034m3, padahal seharusnya 0,005m3.

b. Tidak tergesa-gesa mengambil kesimpulan bila belum cukup data yang mendukung kesimpulan itu.
Contoh: Ketika seorang ilmuwan menemukan hasil pengamatan suatu burung mempuyai paruh yang panjang dan lancip, maka dia tidak segera mengatakan semua burung paruhnya panjang dan lancip, sebelum data-datanya cukup kuat mendukung kesimpulan tersebut.

c. Berhati terbuka artinya bersedia menerima pandangan atau gagasan orang lain, walaupun gagasan tersebut bertentangan dengan penemuannya sendiri. Sementara itu, jika gagasan orang lain memiliki cukup data yang mendukung gagasan tersebut maka ilmuwan tersebut tidak ragu menolak temuannya sendiri.

d. Tidak mencampuradukkan fakta dengan pendapat.
Contoh: Tinggi batang kacang tanah di pot A pada umur lima (5) hari 2 cm, yang di pot B umur lima hari tingginya 6,5 cm. Orang lain mengatakan tanaman kacang tanah pada pot A terlambat pertumbuhannya, pernyataan orang ini merupakan pendapat bukan fakta.

e. Bersikap hati-hati. Sikap hati-hati ini ditunjukkan oleh ilmuwan dalam bentuk cara kerja yang didasarkan pada sikap penuh pertimbangan, tidak ceroboh, selalu bekerja sesuai prosedur yang telah ditetapkan, termasuk di dalamnya sikap tidak cepat mengambil kesimpulan. Pengambilan kesimpulan dilakukan dengan penuh kehati-hatian berdasarkan fakta-fakta pendukung yang benar-benar akurat.

f. Sikap ingin menyelidiki atau keingintahuan (couriosity) yang tinggi. Bagi seorang ilmuwan hal yang dianggap biasa oleh orang pada umumnya, hal itu merupakan hal penting dan layak untuk diselidiki.apabila menghadapi suatu masalah yang baru dikenalnya,maka ia beruasaha mengetahuinya; senang mengajukan pertanyaan tentang obyek dan peristiwa; kebiasaan menggunakan alat indera sebanyak mungkin untuk menyelidiki suatu masalah; memperlihatkan gairah dan kesungguhan dalam menyelesaikan eksprimen.

g. Sikap menghargai karya orang lain, Tidak akan mengakui dan memandang karya orang lain sebagai karyanya, menerima kebenaran ilmiah walaupun ditemukan oleh orang atau bangsa lain.

h. Sikap tekun, Tidak bosan mengadakan penyelidikan, bersedia mengulangi eksprimen yang hasilnya meragukan’ tidak akan berhenti melakukan kegiatan –kegiatan apabila belum selesai; terhadap hal-hal yang ingin diketahuinya ia berusaha bekerja dengan teliti.

d.     Langkah-langkah Penulisan Ilmiah
1.      Perumusan masalah
Pertanyaan mengenai objek empiris yang jelas batas-batasnya serta dapat diidentifikasikan factor-faktor yang terkait di dalamnya.

2.      Penyusunan kerangka berpikir dalam pengajuan hipotesis
Argumentasi yang menjelaskan hubungan yang mungkin terdapat antara berbagai factor yang saling mengikat dan membentuk konstelasi permaslahan.
Disusun secara rasional berdasrakan premis-premis ilmiah yang teruji kebenarannya dengan memperhatikan faktor-faktor  empiris yang relefan dengan permasalahannya.

3.      Perumusan hipotesis
            Jawaban sementara atau dugaan jawaban pertanyaanyang diajukan yang materinya merupakan kesimpulan dari kerangka berpikir yang dikembangkan.

4.      Pengujian hipotesis
Pengumpulan fakta-fakta yang relevan dengan hipotesis yang diajukan untuk memperlihatkan apakah terdapat fakta-fakta yang mendukung hipotesis tersebut atau tidak.

5.      Penarikan kesimpulan
Penilaian apakah sebuah hipotesis yang diajukan itu ditolak atau diterima. Sekiranya dalam proses pengujian terdapat fakta yang cukup yang mendukung hipotesis maka hipotesis itu diterima. Dan sebaliknya sekiranya dalam proses pengujian tidak terdapat fakta yang yang cukup yang mendukung hipotesis maka hipotesis itu ditolak.

3Penalaran dan Penyusunan dalam Sintesis Karangan Ilmiah

A. Pengertian Menulis
Menulis itu dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan penyampaian pesan (komunikasi) dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya. Pesan adalah isi atau muatan yang terkandung dalam sebuah tulisan. Tulisan merupakan sebuah simbol atau lambang bahasa yag dapat dilihat dan disepakati pemakainya.
Dengan demikian, dalam komunikasi tulis paling tidak terdapat empat unsur yang terlibat yaitu:
1.     Penulis sebagai penyampai pesan
2.     Pesan atau isi tulisan
3.     Saluran atau media berupa tulisan
4.     Pembaca sebagai penerima pesan

b.     Penalaran Induktif dan Deduktif dalam Karya Ilmiah

Penalaran Induktif adalah Proses yang berpangkal dari peristiwa yang khusus yang dihasilkan berdasarkan hasil pengamatan empirik dan mengjasilkan suatu kesimpulan atau pengetahuan yang bersifat umum.

Penalaran Deduktif adalah suatu penalaran yang berpangkal pada suatu peristiwa umum, yang kebenarannya telah diketahui atau diyakini, dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat lebih khusus.
C. Pengertian Penyusunan Sintesis
Sintesis diartikan sebagai komposisi atau kombinasi bagian-bagian atau elemen-elemen yang membentuk satu kesatuan. Selain itu, sintesis juga diartikan sebagai kombinasi konsep yang berlainan menjadi satu secara koheren, dan penalaran induktif atau kombinasi dialektika dari tesis dan antitesis untuk memperoleh kebenaran yang lebih tinggi. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003) sintesis diartikan sebagai “paduan berbagai pengertian atau hal sehingga merupakan kesatuan yang selaras atau penentuan hukum yang umum berdasarkan hukum yang khusus.”

Pengertian ini sejalan dengan pendapat Kattsoff (1986) yang menyatakan bahwa maksud sintesis yang utama adalah mengumpulkan semua pengetahuan yang dapat diperoleh untuk menyusun suatu pandangan dunia. Dalam perspektif lain “sintesis” merupakan kemampuan seseorang dalam mengaitkan dan menyatakan berbagai elemen dan unsur pengetahuan yang ada sehingga terbentuk pola baru yang lebih menyeluruh. Kata kerja operasional yang dapat digunakan adalah mengategorikan, mengombinasikan, menyusun, mengarang, menciptakan, mendesain, menjelaskan, mengubah, mengorganisasi, merencanakan, menyusun kembali, menghubungkan, merevisi, menyimpulkan, menceritakan, menuliskan, mengatur.. Metode Sintesis Melakukan penggabungan semua pengetahuan yang diperoleh untuk menyusun satu pandangan dunia.

KEMUDIAN BUATLAH:
  1. Karangan ilmiah dan non ilmiah.
  2. Menentukan metode ilmiah yang tepat dari karangan ilmiah tersebut.
  3. Menganalisis karangan ilmiah tersebut dan menjelaskan aspek penalarannya, kemudian menentukan sintesis sebuah tulisan ilmiah
JAWABAN !!!

1.LATAR BELAKANG
Air bersih menjadi kebutuhan yang sangat penting. Berbagai macam alat dan teknologi dibuat dengan tujuan memudahkan untuk memperoleh air bersih. Tetapi layaknya sebuah teknologi, perlu pemahaman tentang bagaimana cara menggunakan dan merawatnya. walaupun lebih populer sebagai tanaman hias, tetapi kaktus juga mempunyai manfaat sebagai tanaman obat, bahkan potensinya sebagai tanaman obat cukup besar. Hal ini perlu digali lebih jauh lagi tentang manfaatnya sebagai bahan obat alami. Sejak abad ke 19, tanaman kaktus telah dipelajari para ilmuwan karena mempunyai kandungan bahan aktif alkaloid, berupa ß phenylethy laminedan tetraisoquinoline.Sampai saat ini lebih dari 60 senyawa dalam tanaman kaktus yang sudah diisolasi antara lain adalah anhalonine, hordenine,mescaline, N-acetyl mescaline, pellontine, tyramine. Senyawa hordenine dan tyramine mempunyai khasiat sebagai.
2. RUMUSAN MASALAH
1.      Mengapa getah kaktus dapat menjernihkan air?
2.      Bagaimana cara getah kaktus menjernihkan air?
3. TUJUAN
1. Memahami manfaat getah kaktus
2. Mengetahui cara penggunaan getah kaktus.


LANDASAN TEORI

Kaktus adalah nama yang diberikan untuk anggota tumbuhan berbunga famili Cactaceae.
Kaktus dapat tumbuh pada waktu yang lama tanpa air. Kaktus biasa ditemukan di daerah-daerah yang kering (gurun). Kata jamak untuk kaktus adalah kakti. Kaktus memiliki akar yang panjang untuk mencari air dan memperlebar penyerapan air dalam tanah. Air yang diserap kaktus disimpan dalam ruang di batangnya. Kaktus juga memiliki daunyang berubah bentuk menjadi duri sehingga dapat mengurangi penguapan air lewat daun. Oleh sebab itu, kaktus dapat tumbuh pada waktu yang lama tanpa air.
Manfaat kaktus
Berbagai jenis kaktus telah lama dimanfaatkan manusia sebagai sumber pangan, salah satunya adalah Opuntia. Spesies ini banyak dikultivasi untuk diambil buah dan batang mudanya. Buah Opuntia banyak diolah menjadi selai yang disebut queso de tuna.Sementara itu, batang muda Opuntia yang dikenal sebagai nopalitos akan dikuliti dan digoreng, dikukus, atau diolah menjadi acar dalam cuka asam-manis. Sekarang ini, Opuntia juga masih dimanfaatkan sebagai pakan ternak, kosmetik, dan obat-obatan. Dulunya, spesies kaktus Carnegiea gigantean dimanfaatkan sebagai bahan dasar tepung untuk pembuatan roti. Namun tepung ini sudah tidak lagi dimanfaatkan karena masyarakat lebih menyukai tepung dari jagung. Bagian akar dari Echinocactus platycanthus juga diolah dalam cairan gula untuk dijadikan permen.Bagian akar berkayu ataupun pembuluh vaskular yang mengandung lignin dari kaktus juga dimanfaatkan sebagai bahan bangunan dan bahan bakar.
Di balik durinya yang tajam dan penampilannya yang bersahaja, kaktus merupakan tanaman yang sangat bermanfaat. Salah satunya untuk memurnikan air. Rebusan daun kaktus dapat memurnikan air sungai yang kotor sebelum diolah menjadi air minum. Partikel tanah dan kotoran lain langsung mengendap begitu dicampur dengan rebusan kaktus. Ketika kaktus direbus, yang keluar adalah mucilago yaitu getah kental dan lengket seperti lem. Bagi tanaman kaktus, mucilago merupakan pelindung terhadap terik matahari. Zat ini mencegah penguapan air dari permukaan kaktus, sehingga tanaman ini dapat bertahan hidup di lingkungan yang kekurangan air seperti gurun pasir. Ketika bercampur dengan air kotor, mucilago yang tersusun dari gula dan karbohidrat itu mengikat partikel-partikel halus yang mengotori air. Ikatan itu lalu menggumpal, sehingga mudah dipisahkan dari bagian air yang bersih. Bukan hanya itu saja, mucilago juga dapat membunuh bakteri yang merupakan salah satu polutan berbahaya dalam air minum.


METODE PENELITIAN
3.1  Sumber data
Dalam penelitian karya tulis ini,digunakan metode penulisan dengan cara peninjauan.  Tinjauan kepustakaan disebut juga study kepustakaan yaitu mencari data dari kepustakaan misalnya dari data buku jurnal masalah dan lain-lain.
Semakin banyak sumber bacaan semakin banyak pula pengetahuan yang diteliti namun tidak semua buku bacaan dan laporan dapat diolah.
3.2  Cara memperoleh data
a.       Mempelajari hasil yang diperoleh dari setiap sumber yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan.
b.      Mempelajari metode penelitian yang dilakukan termasuk metode penelitian pengambilan sampel pengumpulan data sumber data dan satuan data
c.       Mengumpulkan data dari sumber lain yang berhubungan dengan bidang penelitian.
d.      Mempelajari analisis deduktif dari problem yang tertera(analisis berpikir secara kronologis). 

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Air bersih menjadi kebutuhan yang sangat penting. Berbagai macam alat dan teknologi dibuat dengan tujuan memudahkan untuk memperoleh air bersih. Tetapi layaknya sebuah teknologi, perlu pemahaman tentang bagaimana cara menggunakan dan merawatnya.
Getah kental yang terdapat pada tanaman dan biasanya berfungsi sebagai penyimpan air ternyata bersifat pengental. Pada uji cobanya dengan penambahan air dan dicampur dengan sedimen serta bakteri pada kadar yang tinggi,ternyata terjadi penggumpalan partikel sedimen dan mengendap di dasar air. Getah tersebut juga mengakibatkan 98% bakteri menyatu dan memudahkan untuk disaring.
Masyarakat di negara berkembang bisa memanaskan sepotong kaktus agar mengeluarkan getahnya, kemudian menambahkannya ke dalam air yang memerlukan pemurnian, meratanya kaktus, keterjangkauan dan budaya menjadikan bahan alam tersebut sebagai teknologi pemurnian air yang menarik.
Meski demikian alternatif teknologi alami tersebut tetap menarik, dan hanya diperlukan beberapa langkah lagi untuk mencapai hasil optimalnya. Ketersediaan dan kemudahan dalam prosesnya menjadikan teknologi tersebut tepat guna.



1.Kesimpulan
Kaktus adalah nama yang diberikan untuk anggota tumbuhan berbunga famili Cactaceae.
. Kaktus memiliki akar yang panjang untuk mencari air dan memperlebar penyerapan air dalam tanah. Air yang diserap kaktus disimpan dalam ruang di batangnya. Kaktus juga memiliki daun yang berubah bentuk menjadi duri sehingga dapat mengurangi penguapan air lewat daun. Oleh sebab itu, kaktus dapat tumbuh pada waktu yang lama tanpa air.
Selain sebagai tanaman hias kaktus juga mempunyai manfaat yang luar biasa,salah satunya yaitu getahnya,yang dapat digunakan untuk menjernihkan air. Cara melakukannya bisa memanaskan sepotong kaktus agar mengeluarkan getahnya, kemudian menambahkannya ke dalam air yang memerlukan pemurnian, meratanya kaktus, keterjangkauan dan budaya menjadikan bahan alam tersebut sebagai teknologi pemurnian air yang menarik.


Sumber :
http://lilinamilina.blogspot.com/2011/11/getah-kaktus-optimal-menjernihkan-air.html 


 
© eko | All Rights Reserved
Designed ByEko Laksono | Powered ByBlogger | FCB Blogger Template ByFree Blogger Template