11.
Karangan Ilmiah dan Non Ilmiah
A,
Pengertian, Macam, Sifat, dan Bentuk Karangan
Menurut Brotowidjoyo, karangan ilmiah
adalah karangan ilmu pengetahuanyang menyajikan fakta dan ditulis menurut
metodologi penulisan yang baik dan benar. Karya ilmiah dapat juga berarti
tulisan yang didasari oleh hasil pengamatan, peninjauan, penelitian dalam
bidang tertentu, disusun menurut metode tertentu dengan sistematika penulisan
yang bersantun bahasa dan isinya dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya/
keilmiahannya (Susilo, M. Eko, 1995:11).
Karangan Ilmiah atau yang sering disebut karya ilmiah adalah
karangan yang dibuat berdasarkan cara yang sistematis dan memiliki ciri-ciri
tertentu. Demikian juga karangan non ilmiah memiliki ciri khasnya tersendiri.
Lalu bagaimana membedakan satu sama lainnya, di dalam tulisan ini akan
dijelaskan bagaimana membedakan antara semua jenis karangan tersebut.
Sifat karangan
– Manusiawi : Ungkapan
pemikiran manusia dengan tulisan yang hanya di miliki oleh manusia tersebut.
– Pribadi : Di saat proses menulis karangan
tersebut hanya bias dilakukan oleh satu orang dan hasil dari penulisan karangan
tersebut adalah cerminan kepribadian satu orang.
Karangan ilmiah adalah suatu tulisan
yang didalamnya membahas suatu masalah yang dilakukan berdasarkan penyedikan,
pengamatan, pengumpulan data yang dapat dari suatu penelitian,baik penelitian
lapangan, tes labolatorium ataupun kajian pustaka dan dalam memaparkan dan menganalisis
datanya harus berdasarkan pemikiran ilmiah,yang dikatakan dengan pemikiran
ilmiah disini adalah pemikiran yang logis dan empiris.
Karangan nonilmiah adalah karangan yang
menyajikan fakta pribadi tentang pengetahuan dan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari.
Karya ilmiah populer merupakan karya
ilmiah yang bentuk, isi, dan bahasanya menggunakan kaidah-kaidah keilmuan,
serta disajikan dalam bahasa yang santai dan mudah dipahami oleh masyarakat
awam.
1.
Ciri-ciri
Karangan Ilmiah
a. Sistematis,
artinya mengikuti pola pengembangan tertentu, misalnya pola urutan,
klasifikasi, kausalitas, dan sebagainya;
b. objektif,
artinya pembahasan suatu hasil penelitian
sesuai dengan yang diteliti.;
c. cermat,
tepat, dan benar;
d. tidak
persuasif;
e. tidak
argumentatif;
f. tidak emotif;
g. netral, artinya tidak mengejar keuntungan
sendiri atau pihak tertentu;
h. tidak
melebih-lebihkan sesuatu
2. Ciri-ciri
Karangan Non Ilmiah
a.
ditulis berdasarkan fakta pribadi,
b.
fakta yang disimpulkan subyektif,
c.
gaya bahasa konotatif dan populer,
d.
tidak memuat hipotesis,
e.
penyajian dibarengi dengan sejarah,
f.
bersifat imajinatif,
g.
situasi didramatisir, dan
h.
bersifat persuasif.
3. Ciri-ciri
Karangan Ilmiah Populer
a. Sasaranya masyrakat
umum atau awam
b. Kata – katanya
sederhana ,mudah didentifikasi dan dipahami
c. Tidak memuat
hiptesis
d. Isi dan judul harus
informative dan mudah di tangkap maksudnya
e. Karangan ilmiah
populer disusun seperti kerucut terbalik
f. Menggunakan bahasa
yang komunikatif.
2Metode Ilmiah
a.
Pengertian
Metode Ilmiah
Metode ilmiah atau proses ilmiah (bahasa
Inggris: scientific method) merupakan proses keilmuan untuk
memperoleh pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti
fisis. Ilmuwan melakukan pengamatan serta membentuk hipotesis dalam
usahanya untuk menjelaskan fenomena alam. Prediksi yang dibuat
berdasarkan hipotesis tersebut diuji dengan melakukan eksperimen.
Jika suatu hipotesis lolos uji berkali-kali, hipotesis tersebut
dapat menjadi suatu teori ilmiah.
b.
Tujuan
Penulisan Metode Ilmiah
1.
Untuk meningkatkan keterampilan, baik dalam menulis, menyusun, mengambil
kesimpulan maupun dalam menerapkan prinsip-prinsip yang ada.
2.
Untuk mengorganisasikan fakta
3.
Merupakan suatu pengejaran terhadap kebenaran yang diatur oleh
pertimbangan-pertimbangan logis.
4.
Untuk mencari ilmu pengetahuan yang dimulai dari penentuan masalah, pengumpulan
data yang relevan, analisis data dan interpretasi temuan, diakhiri dengan
penarikan kesimpulan.
5.
Mendapatkan pengetahuan ilmiah (yang rasional, yang teruji) sehingga merupakan
pengetahuan yang dapat diandalkan.
c.
Sikap
Ilmiah
Sikap ilmiah
adalah sikap yang seharusnya dimiliki oleh seorang peneliti, untuk dapat
melalui proses penelitian yang baik dan hasil yang baik pula.
Sikap-sikap
ilmiah meliputi:
a. Obyektif
terhadap fakta. Obyektif artinya menyatakan segala sesuatu tidak dicampuri oleh
perasaan senang atau tidak senang.
Contoh: Seorang
peneliti menemukan bukti pengukuran volume benda 0,0034 m3, maka ia harus
mengatakan juga 0,0034m3, padahal seharusnya 0,005m3.
b. Tidak
tergesa-gesa mengambil kesimpulan bila belum cukup data yang mendukung
kesimpulan itu.
Contoh: Ketika
seorang ilmuwan menemukan hasil pengamatan suatu burung mempuyai paruh
yang panjang dan lancip, maka dia tidak segera mengatakan semua burung
paruhnya panjang dan lancip, sebelum data-datanya cukup kuat mendukung
kesimpulan tersebut.
c. Berhati
terbuka artinya bersedia menerima pandangan atau gagasan orang lain,
walaupun gagasan tersebut bertentangan dengan penemuannya sendiri. Sementara
itu, jika gagasan orang lain memiliki cukup data yang mendukung gagasan tersebut
maka ilmuwan tersebut tidak ragu menolak temuannya sendiri.
d. Tidak
mencampuradukkan fakta dengan pendapat.
Contoh: Tinggi batang
kacang tanah di pot A pada umur lima (5) hari 2 cm, yang di pot B umur lima
hari tingginya 6,5 cm. Orang lain mengatakan tanaman kacang tanah pada pot A
terlambat pertumbuhannya, pernyataan orang ini merupakan pendapat bukan fakta.
e. Bersikap
hati-hati. Sikap hati-hati ini ditunjukkan oleh ilmuwan dalam bentuk
cara kerja yang didasarkan pada sikap penuh pertimbangan, tidak ceroboh, selalu
bekerja sesuai prosedur yang telah ditetapkan, termasuk di dalamnya sikap tidak
cepat mengambil kesimpulan. Pengambilan kesimpulan dilakukan dengan penuh
kehati-hatian berdasarkan fakta-fakta pendukung yang benar-benar akurat.
f. Sikap ingin
menyelidiki atau keingintahuan (couriosity) yang
tinggi. Bagi seorang ilmuwan hal yang dianggap biasa oleh orang pada
umumnya, hal itu merupakan hal penting dan layak untuk diselidiki.apabila
menghadapi suatu masalah yang baru dikenalnya,maka ia beruasaha mengetahuinya;
senang mengajukan pertanyaan tentang obyek dan peristiwa; kebiasaan menggunakan
alat indera sebanyak mungkin untuk menyelidiki suatu masalah; memperlihatkan
gairah dan kesungguhan dalam menyelesaikan eksprimen.
g. Sikap
menghargai karya orang lain, Tidak akan mengakui dan memandang karya orang
lain sebagai karyanya, menerima kebenaran ilmiah walaupun ditemukan oleh orang
atau bangsa lain.
h. Sikap tekun, Tidak bosan
mengadakan penyelidikan, bersedia mengulangi eksprimen yang hasilnya meragukan’
tidak akan berhenti melakukan kegiatan –kegiatan apabila belum selesai;
terhadap hal-hal yang ingin diketahuinya ia berusaha bekerja dengan teliti.
d.
Langkah-langkah
Penulisan Ilmiah
1.
Perumusan masalah
Pertanyaan
mengenai objek empiris yang jelas batas-batasnya serta dapat diidentifikasikan
factor-faktor yang terkait di dalamnya.
2.
Penyusunan kerangka berpikir dalam pengajuan hipotesis
Argumentasi
yang menjelaskan hubungan yang mungkin terdapat antara berbagai factor yang
saling mengikat dan membentuk konstelasi permaslahan.
Disusun
secara rasional berdasrakan premis-premis ilmiah yang teruji kebenarannya
dengan memperhatikan faktor-faktor empiris yang relefan dengan
permasalahannya.
3.
Perumusan hipotesis
Jawaban sementara atau dugaan jawaban pertanyaanyang diajukan yang materinya
merupakan kesimpulan dari kerangka berpikir yang dikembangkan.
4.
Pengujian hipotesis
Pengumpulan
fakta-fakta yang relevan dengan hipotesis yang diajukan untuk memperlihatkan
apakah terdapat fakta-fakta yang mendukung hipotesis tersebut atau tidak.
5.
Penarikan kesimpulan
Penilaian
apakah sebuah hipotesis yang diajukan itu ditolak atau diterima. Sekiranya
dalam proses pengujian terdapat fakta yang cukup yang mendukung hipotesis maka
hipotesis itu diterima. Dan sebaliknya sekiranya dalam proses pengujian tidak
terdapat fakta yang yang cukup yang mendukung hipotesis maka hipotesis itu
ditolak.
3Penalaran dan Penyusunan dalam Sintesis
Karangan Ilmiah
A. Pengertian Menulis
Menulis itu dapat
didefinisikan sebagai suatu kegiatan penyampaian pesan (komunikasi) dengan
menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya. Pesan adalah isi atau
muatan yang terkandung dalam sebuah tulisan. Tulisan merupakan sebuah simbol
atau lambang bahasa yag dapat dilihat dan disepakati pemakainya.
Dengan demikian, dalam
komunikasi tulis paling tidak terdapat empat unsur yang terlibat yaitu:
1. Penulis
sebagai penyampai pesan
2. Pesan
atau isi tulisan
3. Saluran
atau media berupa tulisan
4. Pembaca
sebagai penerima pesan
b.
Penalaran Induktif dan Deduktif dalam Karya
Ilmiah
Penalaran Induktif adalah Proses yang berpangkal dari peristiwa yang
khusus yang dihasilkan berdasarkan hasil pengamatan empirik dan mengjasilkan
suatu kesimpulan atau pengetahuan yang bersifat umum.
Penalaran
Deduktif adalah suatu penalaran yang berpangkal pada suatu peristiwa umum, yang
kebenarannya telah diketahui atau diyakini, dan berakhir pada suatu kesimpulan
atau pengetahuan baru yang bersifat lebih khusus.
C. Pengertian Penyusunan Sintesis
Sintesis diartikan sebagai komposisi atau kombinasi bagian-bagian
atau elemen-elemen yang membentuk satu kesatuan. Selain itu, sintesis juga
diartikan sebagai kombinasi konsep yang berlainan menjadi satu secara koheren,
dan penalaran induktif atau kombinasi dialektika dari tesis dan antitesis untuk
memperoleh kebenaran yang lebih tinggi. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
(2003) sintesis diartikan sebagai “paduan berbagai pengertian atau hal sehingga
merupakan kesatuan yang selaras atau penentuan hukum yang umum berdasarkan
hukum yang khusus.”
Pengertian ini sejalan dengan pendapat Kattsoff (1986) yang
menyatakan bahwa maksud sintesis yang utama adalah mengumpulkan semua pengetahuan
yang dapat diperoleh untuk menyusun suatu pandangan dunia. Dalam perspektif
lain “sintesis” merupakan kemampuan seseorang dalam mengaitkan dan menyatakan
berbagai elemen dan unsur pengetahuan yang ada sehingga terbentuk pola baru
yang lebih menyeluruh. Kata kerja operasional yang dapat digunakan adalah
mengategorikan, mengombinasikan, menyusun, mengarang, menciptakan, mendesain,
menjelaskan, mengubah, mengorganisasi, merencanakan, menyusun kembali,
menghubungkan, merevisi, menyimpulkan, menceritakan, menuliskan, mengatur..
Metode Sintesis Melakukan penggabungan semua pengetahuan yang diperoleh
untuk menyusun satu pandangan dunia.
KEMUDIAN
BUATLAH:
- Karangan
ilmiah dan non ilmiah.
- Menentukan
metode ilmiah yang tepat dari karangan ilmiah tersebut.
- Menganalisis
karangan ilmiah tersebut dan menjelaskan aspek penalarannya, kemudian
menentukan sintesis sebuah tulisan ilmiah
JAWABAN
!!!
1.LATAR BELAKANG
Air bersih menjadi kebutuhan yang sangat penting. Berbagai macam
alat dan teknologi dibuat dengan tujuan memudahkan untuk memperoleh air bersih.
Tetapi layaknya sebuah teknologi, perlu pemahaman tentang bagaimana cara menggunakan
dan merawatnya. walaupun lebih populer sebagai tanaman hias, tetapi kaktus juga
mempunyai manfaat sebagai tanaman obat, bahkan potensinya sebagai tanaman obat
cukup besar. Hal ini perlu digali lebih jauh lagi tentang manfaatnya sebagai
bahan obat alami. Sejak abad ke 19, tanaman kaktus telah dipelajari para
ilmuwan karena mempunyai kandungan bahan aktif alkaloid, berupa ß phenylethy laminedan tetraisoquinoline.Sampai
saat ini lebih dari 60 senyawa dalam tanaman kaktus yang sudah diisolasi antara
lain adalah anhalonine, hordenine,mescaline, N-acetyl mescaline, pellontine,
tyramine. Senyawa hordenine dan tyramine mempunyai khasiat sebagai.
2. RUMUSAN MASALAH
1. Mengapa getah kaktus dapat menjernihkan air?
2. Bagaimana cara getah kaktus menjernihkan air?
3. TUJUAN
1. Memahami manfaat getah kaktus
2. Mengetahui cara penggunaan getah kaktus.
LANDASAN TEORI
Kaktus
dapat tumbuh pada waktu yang lama tanpa air. Kaktus biasa ditemukan di
daerah-daerah yang kering (gurun). Kata jamak untuk kaktus adalah kakti. Kaktus memiliki akar
yang panjang untuk mencari air dan memperlebar penyerapan air dalam tanah. Air
yang diserap kaktus disimpan dalam ruang di batangnya. Kaktus juga memiliki daunyang berubah bentuk
menjadi duri sehingga dapat mengurangi penguapan air lewat daun. Oleh sebab itu, kaktus
dapat tumbuh pada waktu yang lama tanpa air.
Manfaat kaktus
Berbagai jenis kaktus telah lama dimanfaatkan manusia sebagai
sumber pangan, salah satunya adalah Opuntia. Spesies ini banyak dikultivasi
untuk diambil buah dan batang mudanya. Buah Opuntia banyak diolah menjadi selai
yang disebut queso de tuna.Sementara itu, batang muda Opuntia yang dikenal
sebagai nopalitos akan dikuliti dan digoreng, dikukus, atau diolah menjadi acar
dalam cuka asam-manis. Sekarang ini, Opuntia juga masih dimanfaatkan sebagai
pakan ternak, kosmetik, dan obat-obatan. Dulunya, spesies kaktus Carnegiea
gigantean dimanfaatkan sebagai bahan dasar tepung untuk pembuatan roti. Namun
tepung ini sudah tidak lagi dimanfaatkan karena masyarakat lebih menyukai
tepung dari jagung. Bagian akar dari Echinocactus platycanthus juga diolah
dalam cairan gula untuk dijadikan permen.Bagian akar berkayu ataupun pembuluh
vaskular yang mengandung lignin dari kaktus juga dimanfaatkan sebagai bahan
bangunan dan bahan bakar.
Di balik durinya yang tajam dan
penampilannya yang bersahaja, kaktus merupakan tanaman yang sangat bermanfaat.
Salah satunya untuk memurnikan air. Rebusan daun kaktus dapat memurnikan air
sungai yang kotor sebelum diolah menjadi air minum. Partikel tanah dan kotoran
lain langsung mengendap begitu dicampur dengan rebusan kaktus. Ketika kaktus direbus, yang keluar adalah mucilago yaitu getah kental dan lengket
seperti lem. Bagi tanaman kaktus, mucilago merupakan pelindung terhadap terik
matahari. Zat ini mencegah penguapan air dari permukaan kaktus, sehingga
tanaman ini dapat bertahan hidup di lingkungan yang kekurangan air seperti
gurun pasir. Ketika bercampur dengan air kotor, mucilago yang tersusun dari gula dan
karbohidrat itu mengikat partikel-partikel halus yang mengotori air. Ikatan itu
lalu menggumpal, sehingga mudah dipisahkan dari bagian air yang bersih. Bukan
hanya itu saja, mucilago juga dapat membunuh bakteri yang
merupakan salah satu polutan berbahaya dalam air minum.
METODE PENELITIAN
3.1 Sumber
data
Dalam penelitian karya tulis ini,digunakan metode penulisan
dengan cara peninjauan. Tinjauan
kepustakaan disebut juga study kepustakaan yaitu mencari data dari kepustakaan
misalnya dari data buku jurnal masalah dan lain-lain.
Semakin banyak sumber bacaan semakin banyak pula pengetahuan
yang diteliti namun tidak semua buku bacaan dan laporan dapat diolah.
3.2 Cara
memperoleh data
a. Mempelajari hasil yang
diperoleh dari setiap sumber yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan.
b. Mempelajari metode
penelitian yang dilakukan termasuk metode penelitian pengambilan sampel
pengumpulan data sumber data dan satuan data
c. Mengumpulkan data dari
sumber lain yang berhubungan dengan bidang penelitian.
d. Mempelajari analisis
deduktif dari problem yang tertera(analisis berpikir secara kronologis).
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Air bersih menjadi kebutuhan yang sangat penting. Berbagai macam
alat dan teknologi dibuat dengan tujuan memudahkan untuk memperoleh air bersih. Tetapi layaknya sebuah teknologi,
perlu pemahaman tentang bagaimana cara menggunakan dan merawatnya.
Getah kental yang
terdapat pada tanaman dan biasanya berfungsi sebagai penyimpan air ternyata
bersifat pengental. Pada uji cobanya dengan penambahan air dan dicampur dengan
sedimen serta bakteri pada kadar yang tinggi,ternyata terjadi penggumpalan
partikel sedimen dan mengendap di
dasar air. Getah tersebut juga mengakibatkan 98% bakteri menyatu dan memudahkan
untuk disaring.
Masyarakat di negara berkembang bisa memanaskan sepotong kaktus
agar mengeluarkan getahnya, kemudian menambahkannya ke dalam air yang
memerlukan pemurnian, meratanya kaktus, keterjangkauan dan budaya menjadikan
bahan alam tersebut sebagai teknologi
pemurnian air yang menarik.
Meski demikian alternatif teknologi alami tersebut tetap
menarik, dan hanya diperlukan beberapa langkah lagi untuk mencapai hasil
optimalnya. Ketersediaan dan kemudahan dalam prosesnya menjadikan teknologi
tersebut tepat guna.
1.Kesimpulan
.
Kaktus memiliki akar yang panjang untuk mencari air dan memperlebar penyerapan
air dalam tanah. Air yang diserap kaktus disimpan dalam ruang di batangnya.
Kaktus juga memiliki daun yang berubah bentuk menjadi duri sehingga dapat mengurangi penguapan air lewat daun. Oleh sebab itu, kaktus
dapat tumbuh pada waktu yang lama tanpa air.
Selain sebagai tanaman hias
kaktus juga mempunyai manfaat yang luar biasa,salah satunya yaitu getahnya,yang
dapat digunakan untuk menjernihkan air. Cara
melakukannya bisa memanaskan sepotong kaktus agar mengeluarkan getahnya,
kemudian menambahkannya ke dalam air yang memerlukan pemurnian, meratanya
kaktus, keterjangkauan dan budaya menjadikan bahan alam tersebut sebagai teknologi pemurnian air yang menarik.
Sumber :
http://lilinamilina.blogspot.com/2011/11/getah-kaktus-optimal-menjernihkan-air.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar