Wacana
yang Membedakan Pemanfaatan Bahasa Indonesia Pada Tataran Ilmiah, Semi Ilmiah
dan Non Ilmiah
Wacana ilmiah :
karya ilmiah
(scientific paper) adalah laporan tertulis dan dipublikasi yang memaparkan
hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau
sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan
ditaati oleh masyarakat keilmuan.
Macam-macam karya tulis ilmiah
Sesuai dengan cirinya
yang tertulis tadi, maka karya tulis ilmiah dapat berwujud dalam bentuk makalah
(dalam seminar atau simposium), artikel, laporan praktikum, skripsi, tesis, dan
disertasi, yang pada dasarnya kesemuanya itu merupakan produk dari kegiatan
ilmuwan.
Contoh Bahasa Indonesia pada tataran
ilmiah yaitu sebagai berikut :
“Bagaimana sistem operasi dapat
melakukan lebih banyak dan mengerjakan lebih baik
Intel® Hyper-Threading Technology
(Intel® HT Technology)1 menggunakan sumber daya secara lebih
efisien, sehingga sejumlah thread dapat berjalan pada masing-masing core.
Sebagai fitur kinerja, Intel HT Technology juga meningkatkan throughput
prosesor, meningkatkan kinerja secara keseluruhan pada threaded software.
Intel HT Technology tersedia pada beberapa prosesor Intel® Core™ generasi sebelumnya, keluarga prosesor Intel® Core™ generasi ke-4, dan keluarga prosesor Intel® Xeon®. Dengan mengombinasikan salah satu dari prosesor Intel® dan chipset ini dengan OS dan BIOS yang mendukung Intel HT Technology, Anda dapat:
Intel HT Technology tersedia pada beberapa prosesor Intel® Core™ generasi sebelumnya, keluarga prosesor Intel® Core™ generasi ke-4, dan keluarga prosesor Intel® Xeon®. Dengan mengombinasikan salah satu dari prosesor Intel® dan chipset ini dengan OS dan BIOS yang mendukung Intel HT Technology, Anda dapat:
·
Menjalankan aplikasi yang menuntut secara bersamaan, sementara
mempertahankan daya tanggap sistem
·
Menjaga sistem terlindungi, efisien, dan teratur, sementara meminimalkan
dampak pada produktivitas
·
Menyediakan ruang untuk pertumbuhan bisnis masa depan dan kemampuan solusi
baru
Grafis yang intensif tanpa kompromi
Dengan Intel HT Technology, para penggemar multimedia dapat membuat,
mengedit, dan meng-encode file dengan grafis yang sangat intensif sambil
menjalankan berbagai aplikasi latar belakang, seperti perangkat lunak
perlindungan virus, tanpa mengorbankan kinerja sistem.
Tugas lebih banyak, bisnis lebih efisien
Prosesor dengan
Intel HT Technology dan Intel® Turbo Boost Technology (atau Intel® Turbo
Boost Technology 2.0, tersedia pada keluarga prosesor Intel Core generasi ke-4)
menghadirkan kinerja yang lebih baik dan dapat menyelesaikan tugas lebih cepat.
Kombinasi teknologi memungkinkan pemrosesan beberapa thread secara bersamaan, secara
dinamis menyesuaikan beban kerja, dan secara otomatis menonaktifkan core yang
tidak aktif. Hal ini meningkatkan frekuensi prosesor pada core yang sibuk,
sehingga memberikan peningkatan kinerja yang lebih besar untuk aplikasi dengan
thread.
Berkat Intel HT Technology, bisnis dapat:
Berkat Intel HT Technology, bisnis dapat:
·
Meningkatkan produktivitas dengan melakukan lebih banyak hal secara
bersamaan tanpa melambat
·
Memberikan waktu tanggap lebih cepat untuk aplikasi Internet dan
e-commerce, sehingga meningkatkan pengalaman pelanggan
·
Meningkatkan jumlah transaksi yang dapat diproses secara bersamaan
·
Memanfaatkan teknologi aplikasi 32-bit yang ada sementara mempertahankan
kesiapan 64-bit masa depan
Menilai kesiapan sistem
Intel HT Technology tersedia pada
beragam sistem laptop, desktop, server, dan workstation. Cari sistem dengan
logo Intel HT Technology dan pastikan dengan penyedia sistem Anda bahwa sistem
memanfaatkan Intel HT Technology.
Persyaratan sistem1
·
Prosesor yang mendukung Intel® HT Technology
·
Chipset berkemampuan Intel® HT Technology
·
BIOS sistem berkemampuan Intel® HT Technology
·
Sistem operasi yang dioptimalkan/berkemampuan Intel® HT Technology”
Wacana semi ilmiah
Wacana pada Tataran Semi Ilmiah merupakan wacana
yang karakteristiknya berada di antara ilmiah dan non ilmiah.
Macam - macam wacana Semi Ilmiah
Artikel, Editorial, Opini, Feuture dan
Reportase.
Contoh Bahasa Indonesia pada tataran
semi ilmiah yaitu sebagai berikut :
“Kalimantan, Salah Satu Tempat Paling Tercemar di
Dunia
Ada 9 tempat paling tercemar di dunia menurut Blacksmith Institute.
Kamis,
7 November 2013, 11:46 Ita Lismawati F. Malau
“VIVAnews
- Sebuah lembaga nonprofit pemerhati lingkungan,
Blacksmith Institute, membuat daftar sembilan tempat paling tercemar di dunia
tahun 2013. Salah satunya adalah Kalimantan, Indonesia.
Dikutip dari laman Livescience edisi 6 November 2013, kesembilan tempat paling tercemar itu tersebar di sejumlah negara berkembang dan daerah industrial. Berikut daftarnya:
1. Chernobyl, Ukraina
Di tempat ini terjadi bencana nuklir paling mengerikan tahun 1986. Kala itu, tempat ini 100 kali lebih beradiasi dibanding Hiroshima dan Nagasaki yang pernah dijatuhi bom nuklir.
2. Agbogbloshie, Ghana
Orang-orang di tempat ini membakar kabel dan barang elektronik lainnya untuk mendapatkan tembaga yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Namun, dalam proses pembakaran tersebut, gas-gas beracun terlepas ke udara.
Dikutip dari laman Livescience edisi 6 November 2013, kesembilan tempat paling tercemar itu tersebar di sejumlah negara berkembang dan daerah industrial. Berikut daftarnya:
1. Chernobyl, Ukraina
Di tempat ini terjadi bencana nuklir paling mengerikan tahun 1986. Kala itu, tempat ini 100 kali lebih beradiasi dibanding Hiroshima dan Nagasaki yang pernah dijatuhi bom nuklir.
2. Agbogbloshie, Ghana
Orang-orang di tempat ini membakar kabel dan barang elektronik lainnya untuk mendapatkan tembaga yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Namun, dalam proses pembakaran tersebut, gas-gas beracun terlepas ke udara.
3. Norilsk, Rusia
Setiap tahun, hampir 500 ton masing-masing tembaga dan nikel oksida dan 2 juta ton sulfur dioksida dilepaskan ke udara di Norilsk, Russia.
4. Nigeria Delta
Ekstraksi minyak di Nigeria Delta menciptakan ribuan tumpahan minyak dan mencemari air tanah.
5.Matanza Riachuelo, Argentina
Daerah aliran sungai (DAS) Matanza-Riachuelo tercemar berbagai zat kimia seperti seng, timah, tembaga, nikel, dan krom.
6. Kalimantan, Indonesia
Penambang-penambang di Kalimantan kerap menggunakan merkuri untuk mengekstraksi emas. Para penambang emas itu pun terpapar merkuri level tinggi.
7. Kabwe, Zimbabwe
Di daerah ini, sejumlah anak laki-laki dipekerjakan untuk menggali timbal. Dalam sebuah penelitian tahun 2006, kandungan timbal dalam darah anak-anak di tempat ini 5 sampai 10 kali melebihi ambang batas.
Setiap tahun, hampir 500 ton masing-masing tembaga dan nikel oksida dan 2 juta ton sulfur dioksida dilepaskan ke udara di Norilsk, Russia.
4. Nigeria Delta
Ekstraksi minyak di Nigeria Delta menciptakan ribuan tumpahan minyak dan mencemari air tanah.
5.Matanza Riachuelo, Argentina
Daerah aliran sungai (DAS) Matanza-Riachuelo tercemar berbagai zat kimia seperti seng, timah, tembaga, nikel, dan krom.
6. Kalimantan, Indonesia
Penambang-penambang di Kalimantan kerap menggunakan merkuri untuk mengekstraksi emas. Para penambang emas itu pun terpapar merkuri level tinggi.
7. Kabwe, Zimbabwe
Di daerah ini, sejumlah anak laki-laki dipekerjakan untuk menggali timbal. Dalam sebuah penelitian tahun 2006, kandungan timbal dalam darah anak-anak di tempat ini 5 sampai 10 kali melebihi ambang batas.
8. Hazaribagh, Bangladesh
Sekitar 95 persen dari 270 penyamakan resmi Bangladesh
ada di kota Hazaribagh. Zat-zat kimia bersifat karsinogen seperti hexavalent
chromium dipakai dalam proses penyamakan kulit. Zat ini kemudian masuk dan
mencemari persediaan air.
9. Dzershinsk, Rusia
The Guinness Book of World Records 'mendaulat' Dzerzhinsk sebagai kota paling tercemar zat kimia di dunia. Sampai akhir Perang Dingin, Dzerzhinsk adalah salah satu lokasi manufaktur utama Rusia untuk senjata kimia. Antara tahun 1930 dan 1998, hampir 300.000 ton limbah kimia dibuang ke sana.”
The Guinness Book of World Records 'mendaulat' Dzerzhinsk sebagai kota paling tercemar zat kimia di dunia. Sampai akhir Perang Dingin, Dzerzhinsk adalah salah satu lokasi manufaktur utama Rusia untuk senjata kimia. Antara tahun 1930 dan 1998, hampir 300.000 ton limbah kimia dibuang ke sana.”
- Wacana non ilmiah
Karangan
nonilmiah adalah karangan yang menyajikan fakta pribadi tentang pengetahuan dan
pengalaman dalam kehidupan sehari-hari.
Macam-macam karya Tulis Non Ilmiah
Dongeng, cerpen, novel, drama, dan roman.
Dongeng, cerpen, novel, drama, dan roman.
Contoh Bahasa Indonesia pada tataran non
ilmiah yaitu sebagai berikut :
“Kisah Kelelawar Yang Pengecut
Kelelawar Yang
Pengecut
Di sebuah padang
rumput di Afrika, seekor Singa sedang menyantap makanan. Tiba-tiba
seekor burung elang terbang rendah dan menyambar makanan kepunyaan Singa.
“Kurang ajar”, kata singa.
seekor burung elang terbang rendah dan menyambar makanan kepunyaan Singa.
“Kurang ajar”, kata singa.
Sang
Raja hutan itu sangat marah sehingga memerintahkan seluruh binatang untuk
berkumpul dan menyatakan perang terhadap bangsa burung.
“Mulai sekarang segala jenis burung adalah musuh kita, usir mereka semua, jangan disisakan!” kata
Singa.
Binatang lain setuju sebab mereka merasa telah diperlakukan sama oleh bangsa burung.
Ketika malam mulai tiba, bangsa burung kembali ke sarangnya. Kesempatan itu digunakan oleh para Singa dan anak buahnya untuk menyerang. Burung-burung kocar-kacir melarikan diri. Untung masih ada burung hantu yang dapat melihat dengan jelas di malam hari sehingga mereka semua bisa lolos dari serangan singa dan anak buahnya. Melihat bangsa burung kalah, sang kelelawar merasa cemas, sehingga ia bergegas menemui sang raja hutan. Kelelawar berkata, “Sebenarnya aku termasuk bangsa tikus, walaupun aku mempunyai sayap. Maka izinkan aku untuk bergabung dengan kelompokmu. Akuu akan mempertaruhkan nyawaku untuk bertempur melawan burung-burung itu”. Tanpa berpikir panjang singa pun menyetujui kelelawar masuk dalam kelompoknya.
Malam berikutnya kelompok yang dipimpin singa kembali menyerang kelompok burung dan berhasil mengusirnya. Keesokan harinya, menjelang pagi, ketika kelompok Singa sedang istirahat kelompok burung menyerang balik mereka dengan melempari kelompok singa dengan batu dan kacang-kacangan.
“Awas hujan batu,” teriak para binatang kelompok singa sambil melarikan diri. Sang kelelawar merasa cemas dengan hal tersebut sehingga ia berpikiran untuk kembali bergabung dengan kelompok burung. Ia menemui sang raja burung yaitu burung Elang.
“Lihatlah sayapku, Aku ini seekor burung seperti kalian”.
Elang menerima kelelawar dengan senang hati.
Pertempuran berlanjut, kera-kera menunggang gajah atau badak sambil memegang busur dan anak panah. Kepala mereka dilindungi dengan topi dari tempurung kelapa agar tidak mempan dilempari batu. Setelah kelompok singa menang, apa yang dilakukan kelelawar?. Ia bolak balik berpihak kepada kelompok yang menang. Sifat pengecut dan tidak berpendirian yang dimiliki kelelawar lama kelamaan diketahui oleh kedua kelompok singa dan kelompok burung.
Mereka sadar bahwa tidak ada gunanya saling bermusuhan. Merekapun bersahabat kembali
dan memutuskan untuk mengusir kelelawar dari lingkungan mereka. Kelelawar merasa
sangat malu sehingga ia bersembunyi di gua-gua yang gelap. Ia baru menampakkan diri bila
malam tiba dengan cara sembunyi-sembunyi.”
“Mulai sekarang segala jenis burung adalah musuh kita, usir mereka semua, jangan disisakan!” kata
Singa.
Binatang lain setuju sebab mereka merasa telah diperlakukan sama oleh bangsa burung.
Ketika malam mulai tiba, bangsa burung kembali ke sarangnya. Kesempatan itu digunakan oleh para Singa dan anak buahnya untuk menyerang. Burung-burung kocar-kacir melarikan diri. Untung masih ada burung hantu yang dapat melihat dengan jelas di malam hari sehingga mereka semua bisa lolos dari serangan singa dan anak buahnya. Melihat bangsa burung kalah, sang kelelawar merasa cemas, sehingga ia bergegas menemui sang raja hutan. Kelelawar berkata, “Sebenarnya aku termasuk bangsa tikus, walaupun aku mempunyai sayap. Maka izinkan aku untuk bergabung dengan kelompokmu. Akuu akan mempertaruhkan nyawaku untuk bertempur melawan burung-burung itu”. Tanpa berpikir panjang singa pun menyetujui kelelawar masuk dalam kelompoknya.
Malam berikutnya kelompok yang dipimpin singa kembali menyerang kelompok burung dan berhasil mengusirnya. Keesokan harinya, menjelang pagi, ketika kelompok Singa sedang istirahat kelompok burung menyerang balik mereka dengan melempari kelompok singa dengan batu dan kacang-kacangan.
“Awas hujan batu,” teriak para binatang kelompok singa sambil melarikan diri. Sang kelelawar merasa cemas dengan hal tersebut sehingga ia berpikiran untuk kembali bergabung dengan kelompok burung. Ia menemui sang raja burung yaitu burung Elang.
“Lihatlah sayapku, Aku ini seekor burung seperti kalian”.
Elang menerima kelelawar dengan senang hati.
Pertempuran berlanjut, kera-kera menunggang gajah atau badak sambil memegang busur dan anak panah. Kepala mereka dilindungi dengan topi dari tempurung kelapa agar tidak mempan dilempari batu. Setelah kelompok singa menang, apa yang dilakukan kelelawar?. Ia bolak balik berpihak kepada kelompok yang menang. Sifat pengecut dan tidak berpendirian yang dimiliki kelelawar lama kelamaan diketahui oleh kedua kelompok singa dan kelompok burung.
Mereka sadar bahwa tidak ada gunanya saling bermusuhan. Merekapun bersahabat kembali
dan memutuskan untuk mengusir kelelawar dari lingkungan mereka. Kelelawar merasa
sangat malu sehingga ia bersembunyi di gua-gua yang gelap. Ia baru menampakkan diri bila
malam tiba dengan cara sembunyi-sembunyi.”
Penggunaan Bahasa Indonesia dilingkungan Keluarga
Pada
zaman sekarang ini rasa kebangsaan orang Indonesia mulai luntur karena sebagian
besar dari mereka sudah memodifikasi bahasa indonesia itu sendiri menjadi
bahasa yang biasa disebut “bahasa gaul” . hal tersebut mungkin tidak terlallu
berpengaruh dalam kelangsungan hidup seseorang , namun hal itu tentu akan
membahayakan kelangsungan negara ini . Mengapa demikian, karena dengan
munculnya bahasa-bahasa baru yang dimodifikasi dari bahasa indonesia , maka
akan menghilangkan keaslian dari bahasa indonesia itu sendiri. Hal ini juga
memungkinkan perubahan makna sebuah kata/kalimat dari yang bermakna baik
menjadi bermakna buruk atau sebaliknya. Melihat fenomena ini kita sebagai
generasi penentu bangsa sepatutnya tetap menjaga keaslian bahasa indonesia itu
sendiri agar dapat dikenal oleh dunia.
Jika sebelumnya penggunaan bahasa dikalangan masyarakat mengalami
penyimpangan, namun bagi saya tidak terjadi di lingkungan keluarga. pada
lingkungan banyak keluarga pemakaian bahasa indonesia masidijaga karena tutur
kata yang sopan santun kepada saudara dan orang tua. walaupun mungkin terdapat
sedikit penyimpangan dengan kata-kata kasar dan sejenisnya, menurut saya jauh
lebih baik jika dibandingkan dengan pemakaian bahasa dikalangan masyarakat luas
contoh perbedaan dari bahasa indonesia yang baik
dengan bahasa gaul.
Bahasa Indonesia(formal)
|
Bahasa Gaul (informal)
|
|
Aku, Saya
|
Gue
|
|
Kamu
|
Elo
|
|
Di masa depan
|
kapan-kapan
|
|
Apakah benar?
|
Emang bener?
|
|
Tidak
|
Gak
|
|
Tidak Peduli
|
Emang gue pikirin
|
|
|
|
Referensi
:
-
http://pengggunaanbahasa.blogspot.com/2013/11/bahasa-indonesia-pada-tataran-ilmiah.html
- http://axelyoprimastomo.wordpress.com/2013/10/23/bahasa-di-lingkungan-masyarakat-dan-keluarga/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar